Mahasiswa UTM Bikin Alat Cuci Tangan Tanpa Sentuh Untuk Cegah Penularan Covid-19

GRESIK, Lingkarjatim.com – Tepat pada bulan Maret 2020 dunia dikejutkan dengan penyebaran virus baru yaitu  Severe Acute Respiratory Syndrome CoronaVirus 2 (SARS-CoV-2) atau disebut juga dengan Covid-19. SARS-CoV-2 merupakan jenis virus baru yang mematikan karena memiliki fatalitas kasus (fatality rate) rata ratanya sekitar 3%. Penyebaran dan penularan yang signifikan mengakibatkan keberaadaan virus ini perlu diwaspadai. Hampir seluruh wilayah Indonesia kini sudah memasuki tahap zona merah bahkan beberapa wilayah sudah memasuki zona hitam, salah satunya kawasan Surabaya, dan Gresik.

Beradaptasi dengan situasi yang kini terjadi, sebagian wilayah memutuskan untuk menerapkan new normal yang merupakan pola aktifitas baru yang kini dilakukan menyesuaikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang sudah diarahkan. Salah satu yang kini menjadi kebiasaan adalah mencuci tangan dengan menggunakan sabun yang memiliki kandungan antiseptik dan air yang mengalir atau menggunakan handsanatizer setiap selesai beraktivitas, tidak menyentuh wajah dengan tangan yang belum higienis, menrapkan physical distancing, selalu menggunakan masker, juga selalu memperhatikan kebersihan sekitar.

Beragam upaya dilakukan berbagai pihak untuk mempermudah proses pencegahan Covid-19, baik oleh lembaga negara maupun swasta, bahkan dilakukan oleh perseorangan maupun kelompok secara sukarela. Tak terkecuali Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Trunojoyo Madura (UTM). Melalui program Pengabdian Masyarakat (abdimas) LPPM UTM bersama mahasiswa serta dosen turut berperan aktif untuk berpartisipasi di daerah tempat tinggal masing-masing dalam upaya pencegahan Covid-19 ini. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa prodi Agribisnis, Muharromi Rahayu, Raviatul Firda Afwa dan Mauli Sofi Agustin yang membuat Teknologi Tepat Guna berupa Alat Cuci Tangan Sistem Injak.

Alat tersebut terbuat dari kombinasi besi dan pipa PVC yang dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan masyarakat ketika mencuci tangan, yakni menggunakan sistem injak untuk menyalakan kran air dan menekan tutup botol sabun cuci tangan.

Tiga mahasiswa asal Gresik tersebut menjelaskan tujuan pembuatan alat cuci tangan sitem injak ini dengan harapan agar masyarakat sekitar tempat tinggal mereka dapat meningkatkan kepedulian terhadap pentingnya cuci tangan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Menariknya, mereka menggunakan sistem injak agar pengguna tidak bersentuhan langsung dengan pengguna sebelumnya melalui kran air maupun sabun sehingga alat ini sangat efeketif untuk menekan penyebaran Covid-19.

“Dengan sistem injak seperti ini orang yang mau cuci tangan tidak perlu memegang kran atau dispenser sabun yang bisa jadi terpapar covid-19, jadi tanpa sentuhan tangan cukup diinjak untuk mengeluarkan air dan sabun,” Ucap Raviatul Virda, salah satu mahasiswi yang terlibat dalam abdimas tersebut.

Program pengabdian masyarakat tersebut selain dilakukan oleh mahasiswa juga didampingi oleh dosen UTM, Dr. Rima Tri Wahyuningrum, S.T., M.T. yang merupakan dosen Teknik Informatika dan Siti Fadjryana Fitroh, S.Psi., M.A. yang merupakan dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.

Sebagai dosen pembimbing lapangan dalam pengabdian masyarakat tersebut. Rima dan Fadjryana merasa bangga terhadap apa yang dilakukan tiga mahasiswa tersebut karena mereka dapat mengaplikasikan disiplin ilmu yang mereka pelajari dalam pengabdian masyarakat ini sehingga masyarakat memperoleh manfaat dari adanya program yang dilakukan oleh mahasiswa Univeristas Trunojoyo Madura tersebut.  (*)

Leave a Comment