SUMENEP, Lingkarjatim.com — Ratusan orang meninggal dunia pada tragedi kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam kemarin. Sementara ratusan orang lainnya mengalami luka-luka.
Kericuhan pasca pertandingan pekan ke 11 BRI Liga 1 antara tuan rumah, Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut menyisakan duka mendalam bagi sepak bola Indonesia. Tak ayal, banyak pihak menyayangkan kejadian yang menelan ratusan jiwa tersebut.
Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Mathur Husyairi mengatakan, semestinya kejadian tersebut tidak perlu terjadi. Tidak semestinya ratusan nyawa harus hilang dalam sebuah olahraga yang dikenal sangat menjunjung tinggi sportivitas.
“Kami ikut berbelasungkawa atas kejadian di Stadion Kanjuruhan beberapa waktu lalu Semoga keluarga korban diberi ketabahan. Tapi, semestinya kejadian tersebut tidak perlu terjadi. Dan kami sangat menyayangkan kejadian tersebut,” katanya saat, Senin (3/1/2022).
Menurutnya, sepakbola adalah olahraga yang dikenal menjunjung tinggi sportivitas. Supporter, kata dia seharusnya siap menerima seluruh hasil pertandingan. Agar kejadian semacam itu tidak terjadi. “Namanya pertandingan, kalah menang itu biasa. Untuk itu, supporter harus lebih dewasa dengan menerima setiap hasil pertandingan,” ujarnya.
Untuk tragedi di Stadion Kanjuruhan, semua pihak diminta dievaluasi. Mulai dari supporter, panitia pelaksana, perangkat pertandingan, federasi dalam hal ini PSSI, pihak keamanan, hingga pihak klub.
“Saat ini kita tidak seharusnya saling menyalahkan, yang terpenting bagaimana seluruh korban bisa tertangani dengan baik. Tapi evaluasi itu tetap penting agar kejadian serupa tidak terjadi lagi dimasa mendatang,” ujarnya.
Tidak sebatas evaluasi, Politisi PBB itu meminta kejadian tersebut juga diinvestigasi. Kata dia, semua stakholder harus bersinergi dan membentuk tim independen guna menginvestigasi. Semua pihak yang terlibat yang menyebabkan ratusan orang meregang nyawa itu harus ditindak tegas.
“Investigasi itu penting, agar bisa terang benderang penyebab kerusuhan yang menyebabkan banyak korban jiwa itu. Semua pihak yang terlibat harus ditindak tegas, baik panpel, supporter, pihak klub, federasi, bahkan pihak keamanan jika diketahui bersalah dan melanggar SOP juga harus ditindak tegas,” tegasnya.
Update terbaru, seperti dilansir dari detiknews, korban dalam tragedi tersebut mencapai 448 orang. Dari 448 orang tersebut, 125 orang meninggal dunia, 302 mengalami luka ringan, dan 21 orang lainnya mengalami luka berat. (Abdus Salam).