Tidak hanya itu, Pemuda asal Geger Bangkalan ini juga mengatakan bahwa ada indikasi jual beli dana hibah yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Mereka oknum pejabat Pemprov ini menjadi bandar hibah yang banyak melakukan transaksi jual beli hibah dengan fee proyek sampai 30% per kelompok penerima,” tulisnya.
Maka atas dasar itulah peserta aksi memberikan 3 tuntutan kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, ketiganya adalah :
- Memperbaiki tatakelola dana hibah Jawa timur
- Dana hibah tahun anggaran 2019 sebesar 2.9 Triliun yang tanpa SPJ dan 2020 1.6 Triliun
harus segera ditindak lanjuti. - Meminta kepada Gubernur agar mempublikasikan data penerima hibah Jawa timur secara
transparan dan akuntabel.
Selain melakukan orasi, peserta aksi juga melakukan tasakuran dengan menyembelih kambing di depan kantor Gubernur Jawa Timur.
“Penyembelihan kambing ini
sebagai wujud syukur kami, karena 2020 ini banyak uang negara khususnya Dana Hibah yang terselamatkan dari perampok anggaran. Ada sebesar 40 miliar dana hibah yang harus dikembalikan ke kas daerah, itu artinya uang negara sebesar 40 miliar terselamatkan dan ini patut kita syukuri,” lanjut Ahmad Annur dalam rilisnya.
Pemuda yang menjadi koordinator aksi ini juga berdoa agar semua dana hibah yang tidak jelas peruntukannya untuk segera bisa ditindak lanjuti oleh aph sehingga bisa diselamatkan.
“Dan harapan kita, semoga Dana Hibah dalam dua tahun terakhir (2019-2020) sebesar 4,5 Triluan tanpa SPJ ini segera terselesaikan, baik secara hukum atau administrasi nya,” pungkasnya seraya memberikan warning kepada Gubernur Jawa Timur agar tidak main-main dan serius mengelola pemerintahan. (Red)