BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Rencana pembelian alat tes swab/PCR di Bangkalan mendapat penolakan dari pihak RSUD Syamrabu. Pasalnya, jika memakai alat swab/PCR, dikhawatirkan para petugas terinfeksi Covid-19 seperti yang terjadi di beberapa daerah lainnya.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur RSUD Syamrabu Bangkalan, Nunuk Kristiani. Namun meski menolak, kata dia, pihaknya sudah mengajukan alat tes lain sebagai penggantinya.
“Meski menolak alat PCR, kita ajukan alat tes swab dengan metode lain yakni metode monokuler,” ujar dia, Jumat (05/06).
Nunuk menjelaskan, tes swab dengan metode monokuler itu akurasinya sama dengan swab dengan metode PCR, namun hasilnya bisa lebih cepat diketahui.
“Masalahnya kan selama ini menunggu hasil swabnya itu lama, jadi pasien menumpuk di RSUD. Dengan alat swab monokuler ini hasilnya bisa lebih cepat diketahui,” jelas dia.
Dia mengaku, pihaknya sudah memiliki alat swab metode monokuler itu dan alat pendukung lainnya seperti ruangan khusus yang kedap untuk tempat tes itu.
“Alatnya kita sudah ada, tinggal membeli cartridge-nya saja, dan itu kita sudah ajukan ke gubernur melalui dinas kesehatan,” ucap dia.
Sementara itu, kepala dinas kesehatan Bangkalan, Sudiyo menambahkan, pihaknya akan mengajukan 1.000 unit cartridge monokuler itu ke Gubernur Jawa Timur.
“Surat pengajuan telah ditandatangani Bupati dan akan diajukan ke Gubernur, insyaallah minggu depan sudah dapat,” kata dia. (Moh Iksan)