Kebinasaan Negeri dan Penguasa Dzalim yang Arogan

“ Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad? . (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai Bangunan-bangunan yang tinggi , yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain,. dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah , dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu, karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab, ( QS. Al-Fajr : 6 – 13 )

Lingkarjatim.com – Sobat. Ada  tiga  kaum  yang  disebut dalam  beberapa ayat di atas  yang  dibinasakan oleh Allah SWT. Padahal  ketiganya  memiliki peradaban  yang  tinggi  di masanya tetapi karena  akibat  kesombongan mereka : Tidak  mau  menerima  kebenaran hukum Allah  dan menistakan Nabi dan Rasul Allah, serta  berani  menantang para Nabi dan Rasul  untuk  mengadzab  mereka  untuk membuktikan bahwa apakah dia benar-benar Nabi dan Rasul Allah. Bahkan Fir’aun  mengaku  sebagai Tuhan. Dan mereka berbuat sewenang-wenang serta  berbuat  banyak  kerusakan  maka  Allah timpakan  kepada  mereka Azab.

Sobat. Kalau kita  cermati, ada  kesamaan  di antara  ketiga  kaum tersebut. Mereka  semua  adalah  kaum yang  besar dan kuat. Kaum ‘Ad  adalah  nama satu kabilah  Arab pada masa dahulu. Mereka  hidup  setelah  lenyapnya  Kaum Nabi Nuh as kepada mereka  Allah SWT  mengutus Nabi Hud as. Kaum Tsamud adalah  kaum Nabi Sholeh as. Mereka  hidup  setelah dibinasakan kaum ‘Ad  tinggal di daerah Hijr sebuah daerah yang berada  di antara Hijaz  dan Tabuk . Firaun yang  dimaksud  dalam ayat ini  adalah penguasa  mesir  pada masa diutusnya Nabi Musa as.  Terhadap  karunia Allah Swt itu, sikap  mereka pun sama. Anugerah  itu tidak  membuat  mereka  menjadi  hamba Allah  yang bersyukur  dan  taat  kepada  syariah-Nya. Sebaliknya,  justru  membuat  mereka  menjadi  kaum  yang  arogan dan  suka  membangkang  perintah-Nya.

Sobat. Allah  tunjukkan  kesombongan kaum ‘Ad  dalam  banyak  ayat di antaranya QS. Fushilat (41) ayat 15, QS al-A’raf (7) ayat 70. Mereka  menantang Nabi Hud as untuk  mendatangkan  adzab.Amat banyak  tindakan  dzalim dan  kerusakan  yang mereka  lakukan.  Kaum  ‘Ad  tidak  sekedar  mengingkari Nabi Hud as dan risalahnya, namun  mereka  juga  menghinanya. Mereka  menyebut  utusan  Allah  itu  sebagai  orang  gila ( QS hud (11) ayat 54 )  dan  mengecamnya  sebagai  pendusta (QS  al-A’raf (7) ayat 67 ).

Sobat. Kaum tsamud  pun  tak  jauh berbeda. Selain  menolak  untuk  beriman  kepada Nabi Sholeh as  dan risalahnya, mereka  menuduhnya  sebagai  orang  yang terkena  sihir (QS al-Syu’ara (26) ayat  153 ). Mereka  berani   membunuh  unta Nabi Sholeh as  yang  menjadi  bukti  kenabiannya  dan   merencanakan  pembunuhan  terhadap  Nabi  Sholeh  as  dan  keluarganya ( QS al-Naml (27) ayat 49 ).

Fir’aun  tak  kalah  sombongnya. Ia  bahkan  mengaku   sebagai  Tuhan  yang  paling  tinggi.( QS  al-Naziat (79) ayat 22-24 ). Kendati  telah  banyak  bukti  kebenaran  yang  ditunjukkan Musa as, mereka  tak  mau  beriman. Ia  justru  menuduh  bukti-bukti   itu  sebagai  sihir ( QS al-A’raf (7) ayat 75 ). Tak hanya  itu, ia pun  berusaha membunuhnya. Bahkan  ketika Musa as dan kaumnya  menyingkir  dari Mesir pun , tetap  mereka kejar (QS Yunus (10) ayat 90 ). Dia dan pasukannya menindas Bani Israil  ketika  masih tinggal  di  mesir. Bahkan  dengan  keji, ia  dan   pasukannya  membunuh setiap  bayi  laki-laki  bani Israil ( QS al-A’raf (7) ayat 127,129 ).

Karena  mereka  telah  melampaui  batas  dan  membuat  berbagai  kerusakan  di muka  bumi, maka  Allah SWT  menurunkan  adzab-Nya. Allah  berfirman :  fa   shabba ‘alayhim sawtha adzab ( karena  itu Tuhanmu  menimpakan  kepada  mereka cemeti adzab. )

Bentuk dan  macam adzab  yang ditimpakan  kepada mereka  dijelaskan dalam ayat-ayat yang lain. Kaum ‘Ad  dihancurkan  dengan suara  yang  mengguntur yang membuat mereka  menjadi seperti sampah  banjir. Mengirimkan Angin yang amat dingin  dan kencang selama  tujuh malam delapan hari  mereka ditimpa angin tersebut terus-menerus  hingga  mereka  mati  bergelimpangan  seperti tunggul-tunggul kurma  yang  telah lapuk. Tidak  ada  seorang pun  di antara mereka  yang  masih  tersisa. ( QS al-Dzariyat (51) ayat 41-42 dan QS al-Haqqah (69) ayat 6-8 )

Adzab  yang pedih  juga  di terima  kaum tsamud berupa  gempa yang dahsyat  sehingga  mereka   menjadi  mayat  yang  bergelimpangan  di  tempat  tinggal  mereka. ( QS al-A’raf (7) ayat 77-78 ). Mereka  juga dibinasakan  oleh  suara  keras  yang  mengguntur di waktu pagi. ( QS al-Hijr (15) ayat 80-83 ). Akibat  suara  keras  itu, mereka  berubah laksana  rumput-rumput  kering yang dikumpulkan oleh yang punya kandang binantang. ( QS al-Qamar ayat 29-31 ).

Demikian  juga  dengan Fir’aun. Diktator  yang  amat  kejam itu  akhirnya  mati  dengan  amat  menggenaskan. Ia  dan  pasukannya di tenggelamkan  di  laut  saat  mengejar Nabi  Musa as  dan pengikutnya. ( QS al- A’raf (7) ayat 136 ).

Sobat. Dikisahkannya  kehancuran  bangsa-bangsa  itu  seharusnya  menjadi  pelajaran  amat  penting  bagi  seluruh  manusia. Bagi  kaum kafir, bagi penguasa yang dzalim, kaum yang  menyombongkan  kekuatan  dan  kebesarannya, kisah-kisah  tersebut  seharusnya  menya  darkan akan kelemahan mereka di hadapan  Allah SWT. Padahal adzab  yang ditimpakan  Allah SWT  kepada  kaum kafir  itu  masih sebagian kecil dan baru pendahuluan dari Adzab-Nya  yang  sebenarnya.

Sobat. Bagi  kaum mukmin, kisah  itu  dapat  memperteguh  keimanan  mereka. Betapa pun beratnya  siksaan  yang  mereka terima dari  orang  kafir, tak  boleh  menggoyahkan  keimanan  mereka. Sebab, adzab  Allah SWT  jauh  lebih  dahsyat dan lebih  berhak  ditakuti. Apalagi kaum kafir dan orang-orang munafik  yang kadang  terlihat  perkasa itu juga  akan  mengalami nasib sama  dengan pendahulunya. Kehancuran yang mungkin berbeda hanyalah  bentuk dan caranya.
Sadarlah Wahai Para Penguasa yang dzalim !!!!!
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan kepada Jabir bin Abdillah al-Anshari: “Dunia akan tegak dengan empat hal:

1. Seorang alim yang mengamalkan ilmunya,
2. Orang bodoh yang tidak bosan untuk belajar,
3. Orang kaya yang tidak pelit dengan hartanya,
4. Orang miskin yang tidak menjual akhiratnya dengan dunia.

Apabila orang alim tidak mengamalkan ilmunya, maka orang bodoh akan berhenti belajar ilmu. Apabila orang kaya pelit dengan hartanya, maka orang miskin akan menjual agamanya dengan dunia. Maka sungguh celaka dan binasalah mereka.” [Imam Fakhruddin ar-Razi, Tafsir al-Razi, 2/201].

Semoga Allah meneguhkan kedudukan kita dalam ikhtiar menegakkan syariahNya.

Salam Dahsyat dan Luar Biasa !

( Spiritual Motivator – N.Faqih Syarif H, Penulis  buku Gizi Spiritual dan Character Building Blind Light. Pengurus Komnas Pendidikan Jawa Timur. www.faqihsyarif.net )

Leave a Comment