BANGKALAN, Lingkarjatim.com – Seperti biasa, perayaan Maulidurrosul Muhammad SAW di masjid pesarean Syaikhona KH. Muhammad Khalil Bangkalan selalu meriah. Kiai dan ulama se-Bangkalan bersama ratusan masyarakat tumplek blek memadati masjid yang cukup megah tersebut.
Dalam sambutannya, KH. Muham selaku kiai khas Bangkalan menjelaskan tentang hikmah perayaan Maulid Nabi. Pertama, meneguhkan kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW. Bagi seorang mukmin, kecintaan terhadap Rasulullah SAW. adalah sebuah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan.
Kedua, meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW. dan Ketiga, melestarikan ajaran dan misi perjuangan Rasulullah, dan juga para Nabi. “Itulah kira-kira maksud dari diadakannya perayaan Maulid Nabi ini,” tandasnya, Sabtu (16/12/2017).
Sementara bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan priode 2018-2023, R. Abdul Latif dan Mohni (Ra Latif-Muhni) juga ikut menyambut sekaligus merayakan maulid bersama para kiai. Bahkan selaku tuan rumah, Ra Latif tampak sibuk melayani para kiai dan sejumlah muspida yang hadir.
“Ini momentum rutin yang biasa dilaksanakan setiap bulan maulid. Dimana para kiai se-Bangkalan yang mayoritas masih keturunan Almaghfurlah Almukarrom Syaikhona Muhammad Khalil bin Abul Latif ikut hadir dan merauakannya bersama-sama di masjid ini,” kata Ra Latif.
Kami, lanjutnya, selaku keluarga besar Syaikhona KH. Muhammad Khalil mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua ulama yang hadir dan juga para muspida. “Semoga dengan adanya perayaan Maulid Nabi ini, kita semua mendapat syafaat beliau. Kedepan, kita semua dan seluruh masyarakat Bangkalan semoga semakin makmur dan sejahtera dan Kabupaten Bangkalan senantiasa aman kondusif, menjadi daerah yang dicita-citakan bersama, baldatun toyyibatun warobbun ghafur,” pungkasnya.
Dalam perayaan maulid Nabi ini tampak hadir Ketua PC NU Bangkalan, KH. Makki Nasir, KH. Nuruddin A. Rahman, Kapolres Bangkalan AKBP Anisullah M. Ridha, Dandim 0829/Bangkalan Letkol Armed Dodot Sugeng Hariadi, para kiai dan habaib serta masyarakat sekitar (diq)