Zawawi Imron: Guru Budi Layak Disebut Seniman Lukis dan Musik Sampang untuk Indonesia

Budayawan asal Sumenep, Madura, D Zawawi Imron saat berada di rumah duka

SAMPANG, Lingkarjatim.com – Rasa simpati dan berduka cita atas meninggalnya Ahmad Budi Cahyono terus mengalir. Dihari keenam ini budayawan Madura asal Kabupaten Sumenep D Zawawi Imron ikut menunjukkan rasa bela sungkawanya. Untuk itu ia langsung datang ke rumah duka di Kampung pliyang, Desa Tanggumong, Sampang, Selasa (6/2/2018).

Menurut Zawawi, sosok alm Ahmad Budi Cahyanto layak disebut seniman lukis dan musik asal Madura untuk Indonesia.
“Saya yakin kalau kemampuan almarhum Budi dikembangkan, dia bukan hanya jadi seniman Sampang untuk Sampang, tapi akan jadi Seniman dan budayawam Sampang untuk indonesia, seperti Trunojoyo dari Sampang untuk Indonesia. Karena takdir Allah dia dipanggil dari kita,” terangnya.

Ia berharap kepergian Guru Budi kelak akan bisa menciptakan bibit unggul di bidang kesenian.
“Kami kaum seniman dan budaya turut berduka cita semoga di Sampang diberi bibit unggul di bidang kesenian dan Budaya,” ujarnya.

Sekedar diketahui, Guru Budi menjadi korban penganiayaan muridnya berinisial HI, pada Kamis, 1 Februari 2018. Aksi kekerasan itu terjadi saat proses belajar mengajar berlangsung.

Saat itu, HI tidak mendengarkan pelajaran. HI justru mengganggu teman-temannya yang tengah fokus mendengarkan pelajaran.

Melihat hal tersebut, guru Budi menegur HI. Namun HI tidak menghiraukan alias mengabaikan teguran Budi. Tak ayal, Budi pun mengambil tindakan dengan mencoret pipi HI menggunakan cat lukis.

Naas, HI tidak terima hingga akhirnya memukul Budi. Siswa di ruang kelas pun langsung beraksi untuk melerai keduanya. Setelah kejadian itu, Budi langsung ke ruang guru untuk menjelaskan duduk perkaranya kepada Kepala Sekolah, Amat.

Setelah mendengarkan penjelasan dan tidak melihat luka di tubuh guru Budi, Amat kemudian mempersilakan guru kesenian itu untuk pulang lebih awal.

Sesampainya di rumah, Budi tiba-tiba pingsan dan langsung dirujuk ke RS Dr Soetomo Surabaya. Hasil diagnosa dokter menyebutkan yang bersangkutan mengalami mati batang otak dan semua organ dalam sudah tidak berfungsi.

Budi dinyatakan meninggal dunia Kamis, 1 Februari 2012, sekitar pukul 21.40 WIB. Polisi kemudian mengamankan HI guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti aksi balasan dari pihak keluarga Budi. Langkah ini ajuga mengantisipasi HI melarikan diri untuk menghindari proses hukum. (Hol/Lim)

Leave a Comment