MUSEUM ANJUK LADANG POTRET PERADABAN NGANJUK DI MASA LALU

Oleh: A i n u l Y a k i n*

Lingkarjatim.com – WARGA Nganjuk harus bangga memiliki gedung yang menyimpan benda-benda bersejarah, yakni Museum Anjuk Ladang. Kebanggaan ini sebuah keniscayaan, sebab tidak semua kabupaten/kota di Jawa Timur memiliki museum yang menyimpan benda-benda bersejarah peninggalan nenek moyangnya di masa lalu, sehingga banyak warganya tidak mengetahui sejarah daerahnya. Dengan adanya museum ini, warga Nganjuk dapat melihat lebih dekat potret Nganjuk di masa lalu, baik di fase pra sejarah, era kerajaan, masa kolonial, dan zaman kemerdekaan.

Museum Anjuk Ladang kebanggaan warga Nganjuk ini dimulai pembangunannya pada 1996 dan berfungsi sepenuhnya menjadi museum pada 2003, sedangkan peresmian museum dilakukan oleh bupati Nganjuk Sutrisno pada 2006. Kini museum Anjuk Ladang telah menyimpan sebanyak 464 benda-benda bersejarah di zaman Hindu, Doho dan Majapahit. Di museum ini juga tersimpan replika prasasti Anjuk Ladang yang merupakan cikal bakal berdirinya Kabupaten Nganjuk. Benda-benda bersejarah yang tersimpan di museum Anjuk Ladang, antara lain prasasti, arca, guci, mangkok, wayang kulit, genta, topeng, fosil binatang purba, keris dan tombak, dan sebagainya. Beberapa foto heroik di era perjuangan fisik melawan kolonial juga terpajang di museum ini.

Selain itu, di museum ini pernah dipakai untuk kegiatan jamasan beberapa pusaka sakral Kabupaten Nganjuk, seperti pusaka tumbak Kanjeng Jimat Sosro Koesoemo, keris Kiai Bethik, Eyang Dukun dan Eyang Panji.

Makna di balik Museum

Museum adalah tempat untuk menyimpan, mengoleksi peninggalan sejarah, seni dan ilmu serta barang-barang kuno lainnya. Keberadaan Museum sangat penting sebagai tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan.

Pertama, sebagai tujuan studi – museum memberikan pelajaran yang sangat berarti – agar kita menghargai jasa-jasa para pendahulu, menghargai karya-karyanya yang pernah dipersembahkan kepada masyarakat, serta meneladaninya dalam kehidupan kekinian dan keakanan.

Kedua, sebagai tujuan penelitian – museum berfungsi untuk mengungkap kebenaran peristiwa-peristiwa, kejadian-kejadian dan fakta-fakta sejarah yang pernah terjadi di masa lampau. Fungsi penelitian dalam konteks ini sangat bermanfaat bagi peningkatan wawasan dan kemampuan berpikir mengenai gambaran masa lalu yang sarat makna.

Ketiga, untuk tujuan hiburan – museum adalah bagian dari sarana rekreasi bagi masyarakat yang menyentuh (tidak hanya) dimensi lahiriyah tetapi juga dimensi batiniyahnya.

Dengan begitu, maka keberadaan museum sangat strategis sebagai salah satu instrumen penting untuk melihat gambaran peristiwa, kejadian dan fakta-fakta sejarah yang pernah terjadi di masa lampau sebagai bahan refleksi bagi generasi masa kini dan akan datang agar tidak terdistorsi oleh sejarah daerahnya.

Nganjuk Masa Lalu

Benda-benda kuno yang tersimpan di museum Anjuk Ladang seperti buku yang berisi kisah perjalanan peradaban Kabupaten Nganjuk. Semua benda yang disimpan di tempat ini bernilai sejarah yang sangat tinggi seperti arca, keris dan tombak, gamelan/alat musik, prasasti dan sebagainya. Berikut ini akan diurai makna dari sejumlah peninggalan benda-benda kuno yang tersimpan di museum Anjuk Ladang, Nganjuk.

  1. Arca
    Arca yang tersimpan di museum Anjuk Ladang adalah arca-arca peninggalan di zaman Budha dan Hindu. Di museum ini terdapat Arca Ganesha, Arca Brahma, Arca Dewa, Arca Perwujudan, Arca Singa, Arca Tokoh, Durga Mahesasuramardini, Arca Dwarapala, Arca Dwarpala, Jaladwara, dan lain-lain. Arca-arca tersebut merupakan patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, seperti sarana memuja Tuhan atau dewa-dewinya. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat Nganjuk di masa lalu adalah masyarakat religius yang meyakini akan keberadaan alam makrokosmos dan alam mikrokosmos. Religiusitas masyarakat Nganjuk di masa lalu inilah yang mempertemukan Islam sebagai agama baru yang kemudian diterima luas oleh masyarakat Nganjuk setelah mendapatkan bimbingan dari para wali dan tokoh-tokoh pendahulu agama Islam.
  2. Keris dan Tombak
    Keris dan tombak koleksi museum Anjuk Ladang memang tidak banyak, tetapi keris dan tombak tersebut diyakini oleh sebagian masyarakat memiliki daya magis yang kuat. Beberapa keris dan tombak yang tersimpan di museum ini antara lain Keris Warangka Gayaman, Keris Warangka Ladrangan, Patrem, Tombak, dan lain-lain. Keris dan tombak tersebut – di masa lalu merupakan senjata tradisional yang dipergunakan untuk membela diri dari serangan musuh sekaligus sebagai simbol status sosial. Ini berarti bahwa masyarakat Nganjuk pada masa yang lampau telah memiliki peradaban yang tinggi, baik dalam konteks sosiologis maupun strategi pertahanan diri.
  3. Gamelan/Alat Musik Tradisional Gamelan adalah alat musik tradisional yang pada zamannya menjadi alat musik paling digandrungi oleh masyarakat. Bahkan gamelan juga digunakan sebagai instrumen penyiaran agama dengan tembang-tembang yang sangat dalam maknanya. Gamelan kuno yang tersimpan di museum Anjuk Ladang adalah perwujudan dari tingginya peradaban masyarakat Nganjuk yang dimanivestasikan dalam bentuk karya seni.
  4. Replika Prasasti Anjuk Ladang
    Replika prasasti Anjuk Ladang. Prasasti ini berbentuk piagam batu ber-angka tahun 859 Saka (937 M) atau tahun 857 Saka (935 M) yang dikeluarkan oleh Raja Sri Isyana (Mpu Sindok) dari kerajaan Medang (Mataram Kuno) kepada penduduk desa Anjuk Ladang atas jasa-jasanya membantu raja Mpu Sindok dalam mengusir serangan tentara Melayu (Sumatera). Nama Anjuk Ladang ini diyakini oleh sejarawan sebagai cikal bakal Kabupaten Nganjuk.

Uraian di atas menunjukkan bahwa masyarakat Nganjuk di masa lalu telah memiliki peradaban yang tinggi, baik dalam perspektif keagamaan, seni-budaya, politik, pertahanan maupun masalah-masalah kemasyarakatan lainnya. Generasi masa kini dan akan datang hendaknya menjadikan sejarah masa lalu itu sebagai pelajaran berharga untuk modal membangun daerah Nganjuk di masa mendatang.

*Ketua Umum PMII Jawa Timur 1994-1996 dan Cawabup Nganjuk 2018

 

Leave a Comment