Dana 5 M Lebih Tak Dapat Mendongkrak PAD di Sektor Wisata

Salah satu lokasi tempat wisata, air Terjun Toroan di Kecamatan Ketapang.

SAMPANG, Lingkarjatim.com- Dalam lima tahun terakhir, Dinas Pemuda, Olah raga, kebudayaan, dan pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Sampang, sudah menggelontorkan dana kurang lebih Rp. 5.652.294.000 miliar untuk peningkatan pembangunan sarana dan pra sarana pariwisata.

Namun dana miliran rupiah tersebut dianggap belum sebanding dengan pendapatan asli daerah (PAD) dari beberapa tempat wisata yang ada di Kabupaten Sampang.

“Bahkan kami belum mendapatkan informasi bahwa ada tempat wisata yang benar benar produktif dikelola oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan PAD.”terang Mansur ketua lembaga partisipasi percepatan pembangunan daerah (LP3D) Kabupaten Sampang, Minggu (19/8/2018).

Menurut Mansur, potensi tempat wisata di Kabupaten Sampang sangat potensial jika dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah.

Misalnya kata dia, Lokasi air Terjun Toroan di Kecamatan Ketapang, Pantai Kera Nepa, di Desa Batioh, Kecamatan Ketapang, Pantai Pulau Mandangin, Kecamatan Sampang, Goa Lebar, Kelurahan Rongtengah, Kecamatan Sampang Kota, Waduk Klampis di Dusun Kramat, Desa Komis, Kecamatan Kedungdung, Bukit Masegit di Kecamatan Omben, Waduk Nipah di Kecamatan Banyuates, Gua Macan, Desa Bira Temor, Kecamatan Sokobanah, Situs wisata relegi makam Ratoh Ebuh Madengan di Kelurahan Polangan, Pababaran Raden Trunojoyo dan lain lain.

“Beberapa tempat lokasi tersebut, sejak awal sudah dibangun sarana dan pra sarananya, setiap tahun pemerintah daerah rutin mengelontorkan dana pembangunan, belum lagi pemerintah juga menganggarkan peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kemitraan pariwisata,” paparnya.

Mansur meminta pemerintah daerah melalui Disporabudpar Sampang harus benar-benar serius mengelola potensi tempat wisata tersebut.

“Jangan hanya sekedar membangun sarananya semata, tanpa memikirkan prospek tempat wisata tersebut benar-benar dimiliki dan dikelola pemerintah,” ujarnya.

Sebab lanjut Mansur, berdasarkan data yang ia miliki, ada beberapa tempat wisata yang lahannya masih milik warga, dan akses jalan belum representatif.

“Kami yakin jika tempat wisata yang ada terkelola dengan baik, maka hal ini akan berdampak positif pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal disekitar tempat wisata, mulai dari pengelolaan parkir, membuka warung dan lain-lain untuk kebutuhan pengunjung,” pungkasnya.

Sayangnya, Aji Waluyo kepala Disporabudpar Sampang saat dikonfirmasi via telepon pribadinya, belum ada jawaban terkait pengelolaan tempat wisata di Kabupaten Sampang. (Hol/Atep/Lim)

Leave a Comment