BPOM Pastikan Tidak Ada Garam Bercampur Kaca

Gambar ilustrasi garam

SURABAYA, Lingkarjatim.com – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya, Hardaningsih, menyatakan kabar peredaran garam bercampur kaca tidak benar alias hoax. Kepastian ini adalah hasil uji laboratorium yang dilakukan BPOM Surabaya beberapa waktu lalu.

“Kabar yang beredar di media sosial (medsos) bahwa ada garam bercampur kaca itu hoax, tidak benar adanya setelah kita lakukan uji lab,” Tegas Hardaningsih saat dikonfirmasi, Senin (22/08/2017).

Kata Hardaningsih, ada enam jenis merk garam yang dikabarkan bercampur kaca beredar di pasaran di Surabaya. Yaitu garam bermerek Anak Pintar, Cap Gajah, Ibu Bijak, Saracil, Cap S, dan Karapan Sapi. Enam garam tersebut rata-rata diproduksi dari Kabupaten Pamekasan, Gresik, Kota Surabaya, dan Pati (Jawa Tengah).

Mendapat kabar tersebut, kata Ningsih, pihaknya langsung melakukan invenstigasi enam merek garam tersebut. Ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti apakah ada garam yang dicampur dengan partikel kaca dalam serbuk garam.

“Ternyata setelah kami lakukan investigasi dan uji lab, hasilnya negatif. Enam merek garam tersebut semuanya memenuhi syarat, baik kadar garam (NaCi), air, maupun yodiumnya. Jadi aman untuk dikonsumsi,” Jelasnya.

Untuk memastikan garam yang beredar di pasaran aman, Ningsih mengaku selalu rutin melakukan sampling garam. Misalnya pada semester pertama 2017, ada 96 merek garam yang telah diteliti BPOM dan dipastikan aman dikonsumsi masyarakat.

“Beberapa waktu lalu kami juga menerima sampel garam krosok dari masyarakat, mereka curiga garam untuk membuat ikan asin mengandung tawas. Namun setelah kita uji lab, hasilnya negatif, aman,” Pungkasnya.

Sebelumnya, video warga yang menemukan garam yodium kemasan bercampur dengan butiran yang diduga pecahan kaca tersebar di media sosial. Video ini awalnya viral dari daerah Lamongan. Akun Mahendra Jaya di YouTube mengunggah video tersebut pada 12 Agustus 2017.

Dalam video itu, seorang perempuan menunjukkan beberapa butiran beling setelah melarutkan garam ke dalam air kemudian menyaringnya menggunakan kain berwarna hitam.

Menurut penuturan pengunggah, video tersebut ia dapatkan dari sebuah akun di Facebook. Dia pun meminta pihak terkait untuk menindaklanjuti kebenaran dari informasi tersebut agar masyarakat tidak menjadi bingung.

Video serupa dengan merek garam yang berbeda juga beredar di media sosial. Akun Mentek Pedia di YouTube menggunggah video seorang warga yang sedang melarutkan garam dari kemasan bergambar ikan kemudian menyaringnya. (Mal/Lim)

Leave a Comment